TRIBUN-VIDEO.COM - Setelah bertubi-tubi terkena sanksi Barat, kini Rusia menjatuhkan sanksi ke Amerika Serikat.
Rusia telah menargetkan 77 warga Amerika Serikat terkena sanksinya.
Kementerian Luar Negeri Rusia memberikan penjelasan.
77 warga AS akan dikenakan sanksi Rusia.
Termasuk beberapa gubernur negara bagian, departemen federal dan perusahaan yang terlibat dalam pasokan senjata ke Ukraina.
Mereka dijatuhi sanksi pribadi oleh Moskow.
77 orang itu tidak boleh masuk ke Rusia secara permanen.
"Menanggapi perluasan terus-menerus Washington dari daftar warga negara Rusia yang dikenai sanksi pribadi, masuk ke Rusia ditutup secara permanen untuk 77 orang Amerika," kata pernyataan itu.
77 orang AS itu di antaranya ada Gubernur Alabama Ellen Ivey, Gubernur Massachusetts Charlie Baker, Pemimpin Pengembangan Bisnis Leidos, dan Pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Udara William Bender.
Selain itu ada Sekretaris Negara Bagian Michigan Joslyn Benson, Gubernur Dakota Utara Doug Bergam, putri mantan Ketua Parlemen AS Nancy Pelosi Christine Pelosi, mantan atase militer Kedutaan Besar AS di Rusia, dan pensiunan Brigadir Jenderal Peter Zwak serta banyak lainnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menerangkan, sanksi AS yang dijatuhkan ke Rusia akan menjadi bumerang bagi Washington.
Sehingga menurutnya, setiap tindakan bermusuhan dengan Rusia akan mendapatkan konsekuensinya.
“Kami menekankan sekali lagi, untuk pemahaman yang lebih baik di Washington, bahwa setiap tindakan bermusuhan terhadap Rusia, termasuk pencabutan spiral sanksi, akan ditolak dan memukul AS sendiri dengan bumerang,” tegas Kementerian Luar Negeri.
Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat terakhir memperpanjang sanksi terhadap Rusia pada awal Februari.
Sanksi dijatuhkan pada 10 individu dan 12 perusahaan yang diduga terkait dengan kompleks industri militer Rusia.
Selain itu, pada akhir Januari, Washington memasukkan sejumlah pejabat pemerintahan Rusia masuk dalam daftar sanksi.
Di antaranya Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia Denis Manturov dan kepala Tatarstan Rustam Minnikhanov, serta 531 tentara Rusia.
Seperti diketahui sebelumnya, sejak dimulainya operasi khusus di Ukraina, negara-negara Barat meningkatkan tekanan sanksi terhadap Moskow.
Namun demikian, semua ini terutama menyebabkan harga listrik, bahan bakar, dan makanan yang lebih tinggi di Eropa dan Amerika Serikat.
Seperti yang dicatat oleh Vladimir Putin, tindakan sanksi memberikan pukulan serius bagi seluruh ekonomi global.
Menurutnya, tujuan utama Amerika Serikat dan sekutunya adalah memperburuk kehidupan jutaan orang.
Pada saat yang sama, Presiden Rusia menekankan, stabilitas keuangan Rusia tidak dapat dirusak dengan sanksi.
Justru Eropa sendiri menemui jalan buntu dan kelimpungan akibat sanksi yang dijatuhkan.
Bahkan, belakangan ini Dewan Eropa secara mengejutkan mengakui kesulitan menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Padahal sebelumnya Uni Eropa terus memberikan paket sanksi ke Rusia bertubi-tubi.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Dewan Eropa, Charles Michel.
Ia mengaku kesulitan menerapkan sanksi ke Rusia daripada sebelumnya.
Diakuinya, keluhan itu dibahas setiap diskusi tentang sanksi terhadap Federasi Rusia belakangan ini.
Kini Uni Eropa akan terus mempertimbangkan babak baru sanksi anti-Rusia.
Sebelumnya, Presiden Dewan Eropa, Charles Michel berkunjung ke Kyiv, Ukraina pada bulan lalu.
Di sana, ia bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy , Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal dan anggota Parlemen Ukraina.
Mereka membahas kerja sama Uni Eropa-Ukraina dalam konteks perang agresi Rusia yang diluncurkan pada Februari tahun lalu.
Dalam pidatonya, Michel menuturkan, tidak akan ada Eropa yang bebas tanpa Ukraina yang bebas.
Sejak pecahnya perang Rusia di Ukraina, Uni Eropa dengan tegas mendukung Ukraina.
(Tribun-Video.com/ ria.ru)
Artikel ini telah tayang di ria.ru dengan judul
Россия расширила санкции против США
HOST: BIMA MAULANA
VP: IKA VIDYA LESTARI
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #rusia #russia #usa #amerikaserikat #vladimirputin #putin #biden #joebiden