
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Pemilik usaha terdampak penutupan Jalan Ahmad Yani kilometer 31 Kota Banjarbaru mengeluhkan sepi pembeli semenjak proyek dilaksanakan sekitara dua bulan lalu.
Susilo, salah satu pemilik usaha karpet disana mengatakan penuruan drastis penjualan atau pelanggan yang datang ke tokonya sejak beberapa bulan terakhir.
Bahkan ia menyebut, dampak ekonomi yang mereka rasakan lebih parah dibandingkan pada saat pandemi Covid-19.
“Saya pikir waktu covid itu dampaknya sangat terasa, ini ternyata lebih parah lagi. Misalnya hari minggu, biasanya banyak pembelian. Tapi semenjak adanya pembangunan ini, gak ada sama sekali,” kata Susilo kepada Bpost, Minggu (3/8/2025).
Letak tokonya yang berada di samping proyek jembatan dan kini hanya bisa diakses menggunakan roda dua, membuat tak kelihatan.
“Ada beberapa konsumen yang telepon dikira mereka tutup, karena jalannya gak bisa masuk mobil, hanya roda dua saja bisa,” ujarnya.
Susilo menegaskan jika pihaknya tidak menolak pembangunan jembatan tersebut, hanya saja tidak mengira dampaknya terhadap tempat usahanya akan separah ini.
Kondisi sepinya pembeli dalam beberapa bulan terakhir membuat ia harus berpikir keras untuk menggaji karyawan dan membayar sewa toko.
“Kami siasati, kami menjual dengan potongan, kami jual rugi. Yang penting bisa untuk operasional toko dan gaji karyawan. Bahkan karpet yang biasa kami jual Rp 12 juta, kini Rp 3 juta kami jual,” ungkapnya.
(Banjarmasinpost.co.id/rizki fadillah)
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.
Program: Local News
Editor: rizki fadillah