TRIBUN-VIDEO.COM - Uni Eropa (UE) terancam mengalami kekurangan bahan bakar karena menjatuhkan sanksi ke Rusia.
Bahkan, kawasan tersebut mengalami kenaikan harga minyak.
Kementerian Energi Hungaria memberikan penjelasa.
Eropa akan menghadapi kenaikan harga dan kekurangan produk minyak karena sanksi anti-Rusia UE yang mulai berlaku pada 5 Februari.
UE akan melarang impor dan ekspor ulang produk minyak olahan asal Rusia.
Seperti bensin dan solar.
Padahal setengah dari permintaan bahan bakar diesel UE telah dipenuhi dari sumber Rusia sampai sekarang.
Karena pemberian sanksi, Eropa sekarang harus bergantung pada sumber lain yang lebih jauh.
Seperti seperti India, Timur Tengah dan China.
Dengan begitu, sekarang Eropa akan menerima bahan bakar dari daerah yang lebih terpencil dan harga yang jauh lebih tinggi.
Sehingga dapat menyebabkan gangguan keamanan pasokan.
Kementerian Energi Hongaria percaya bahwa konsekuensi sanksi baru tersebut di pasar Eropa dapat mempengaruhi Hungaria dalam perspektif jangka panjang.
"Hongaria membutuhkan impor untuk memastikan pasokan bahan bakar yang berkelanjutan; kenaikan harga bahan bakar Eropa akibat sanksi juga dapat mempengaruhi Hongaria," kata Kementerian.
Kementerian tersebut menegaskan kembali bahwa pemerintah Hungaria menentang perluasan lebih lanjut sanksi energi UE terhadap Rusia.
Termasuk dalam energi nuklir.
"Pemerintah Hongaria dengan tegas menentang perluasan sanksi energi lebih lanjut. Pembatasan tersebut tidak mengakhiri perang, sementara konsumen Eropa menghadapi kenaikan harga yang tajam, krisis energi, dan gangguan pasokan. Kebijakan sanksi yang gagal menjerumuskan Eropa ke dalam krisis, dan memberi beban berat tambahan pada negara, bisnis dan keluarga Eropa," kata Kementerian.
Sebelumnya, Bulgaria dan Hungaria kompak menyatakan pengiriman senjata ke Ukraina bukan solusi untuk mengakhiri konflik di Ukraina.
Keduanya yakin perang hanya bisa selesai menggunakan jalur dialog dan diplomasi.
Presiden Bulgaria Rumen Radev dan Presiden Hungaria Katalin Novak telah menggelar pertemuan di Ibu Kota Sofia, Bulgaria.
Keduanya berbagi keprihatinan atas perkembangan di Ukraina.
Menurut Kepala Negara Bulgaria, konflik ini meningkat menjadi benturan ekonomi global.
Hingga sekarang mengancam seluruh Eropa.
Presiden Bulgaria Rumen Radev menerangkan, konflik Rusia-Ukraina berubah menjadi perang gesekan.
Tidak hanya untuk para pihak terlibat langsung, tetapi juga untuk Eropa.
Terutama merembet pada gangguan ekonomi dan sistem sosial.
Oleh karenanya, kedua negara tersebut yakin bahwa solusi untuk konflik ini tidak dapat dicapai dengan meningkatkan pasokan senjata.
Bulgaria dan Hungaria sepakat bahwa solusi konflik adalah dialog dan diplomasi.
Dengan demikian, ketegangan dan permusuhan bisa dihentikan.
Sementara itu, Presiden Hungaria Katalin Novak prihatin dengan kondisi konflik di Ukraina yang sudah hampir satu tahun tak kunjung mereda.
Ia menyayangkan, kondisi di Ukraina yang belum menunjukkan perdamaian.
Kendati begitu, pihaknya terus berupaya agar krisis dan tekanan militer tidak meningkat lebih jauh.
Sehingga diharapkan perdamaian yang berkelanjutan dapat diciptakan sesegera mungkin.
“Krisis telah berlangsung selama satu tahun sekarang, dan sayangnya, kami belum melihat kondisi perdamaian di Ukraina. Tetapi kami perlu bekerja agar krisis dan tekanan militer tidak meningkat lebih jauh, sehingga kondisi untuk sebuah perdamaian yang berkelanjutan dapat diciptakan sesegera mungkin," kata kepala negara Hungaria.
(Tribun-Video.com/ Tass.com)
Artikel ini telah tayang di Tass.com dengan judul
EU to face fuel shortage, price hike over February 5 sanctions — Hungarian Ministry
Klik untuk baca
HOST: BIMA MAULANA
VP: AFIF ALFATTAH.
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews