TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali angkata bicara soal masalah ekonomi di negaranya di tengah operasi khusus terhadap Ukraina.
Ia menegaskan bahwa batasan yang dijatuhkan oleh G7, Uni Eropa dan Australia, tidak akan mempengaruhi Rusia saat ini.
Putin berulang kali memperingatkan, bahwa keputusan itu justru dapat merusak pasar energi global.
Karena akan mengakibatkan runtuhnya industri minyak di seluruh dunia jika konsumen dapat mendikte harga.
Sebagai balasannya, Moskow akan melakukan pemotongan produksi minyak kepada negara-negara musuh.
Kepercayaan diri Putin itu tampaknya terbukti dari hasil penjualan energi lain oleh negaranya.
Hal ini terlihat dari Raksasa energi Rusia Gazprom, pada Sabtu kemarin melaporkan meroketnya penjualan.
Mereka mencatat meningkatnya pasokan harian gas Rusia ke China atas permintaan Beijing, dan pada hari Jumat.
Sebagai informasi, Moskow meningkatkan pengiriman gasnya ke China setelah Uni Eropa bergabung dengan sanksi anti-Rusia sebagai tanggapan atas peluncuran operasi militer khusus di Ukraina.
Gazprom menandatangani kontrak jangka panjang kedua dengan CNPC China pada awal Februari 2022 untuk ekspor melalui rute Timur Jauh.
Kesepakatan itu menetapkan peningkatan pasokan menjadi 48 miliar meter kubik per tahun.
Dengan mempertimbangkan pipa gas Power of Siberia 2 dan kelanjutannya melalui Mongolia (pipa Soyuz Vostok), ekspor gas ke China dapat ditingkatkan lagi sebesar 50 miliar meter kubik per tahun.
Sementara itu, Sejak 2021, harga energi telah melonjak secara global.
Situasi makin memburuk setelah Februari 2022, ketika AS, UE, Inggris, dan sekutunya memberlakukan sanksi terhadap Moskow, menanggapi operasi militer Rusia di Ukraina.
Akibat sanksi itu, harga gas mempercepat pertumbuhannya, mengakibatkan krisis energi di Eropa.
Namun demikian, negara-negara G7 dan sebagian UE (yang sebagai serta Australia, memberlakukan batasan harga pada minyak Rusia, menetapkannya pada $60 per barel.
Batas yang mulai berlaku pada 5 Desember itu, akan ditinjau setiap dua bulan untuk tetap berada di 5 persen di bawah tolok ukur Badan Energi Internasional.
Moskow mengecam batas harga sebagai upaya untuk memanipulasi "prinsip dasar pasar bebas," mencatat bahwa Rusia tidak akan menjual minyak ke negara-negara yang mengadopsinya.(Tribun-video.com)
Putin: Russia Won't Suffer Losses After West Imposes Oil Price Cap - No Matter What
Host: Dea Mita
VP: Salim Maula
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews